Jumat, 08 Juli 2011

SBY Dorong Obat Herbal Jadi Alternatif Pengobatan

CIPANAS, KOMPAS.com — Pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang diracik dari tanaman akan terus ditingkatkan melalui budidaya tumbuhan serta penelitian di bidang tersebut sehingga masyarakat memiliki alternatif dalam proses perawatan kesehatan.

Hal itu disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Herbal Indonesia dr Hardhi Pranata Sp, S.MARS, saat mendampingi Ibu Ani Yudhoyono meninjau taman herbal di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Senin (5/4/2010) pagi.

"Nantinya diharapkan pasien memiliki pilihan menggunakan obat herbal sehingga bisa dilakukan pengobatan integrasi dengan obat berbahan kimia. Di RRC sudah ada itu," kata Hardhi Pranata.

Hardhi yang juga salah satu anggota Tim Dokter Kepresidenan menambahkan, pengembangan tanaman untuk obat-obatan di Indonesia memiliki potensi yang besar mengingat setidaknya ada sekitar 4.000 jenis tanaman yang dianggap memiliki khasiat untuk pengobatan.

"Secara empiris, jamu ratusan tahun dipakai oleh masyarakat, saat ini sudah 18 herbal yang lulus standar uji klinis, lima jenis masih proses. Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) ingin ada percepatan. Ini memerlukan sinergi antara Kementerian Kesehatan, Badan POM, Kementerian Pertanian, dan pihak lainnya," katanya.

Hardhi mengatakan, dalam waktu dekat, untuk meningkatkan kompetensi dokter dalam penggunaan obat-obatan berbahan herbal, akan diresmikan program studi magister pengobatan herbal di Universitas Indonesia.

Menurut Hardhi, langkah mengembangkan taman herbal berangkat juga dari anjuran Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih pada 6 Januari 2010 yang mendorong para dokter mau memakai jamu dalam pengobatannya.

Taman Herbalia seluas 2.600 meter persegi yang berada di sisi timur istana tersebut memiliki 207 jenis tanaman herbal yang merupakan percontohan bagi pengembangan tanaman herbal di dalam negeri.

Pusat percontohan

Menurut Kepala Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor Dr Latifah K Darusman, Taman Herbalia Istana Cipanas akan dikembangkan menjadi pusat percontohan pengembangan tanaman untuk obat, salah satunya meningkatkan koleksi dari 207 jenis menjadi 470 jenis pada masa yang akan datang.

Dalam kesempatan itu, baik Hardhi maupun Latifah sepakat bahwa pada masa mendatang perlu keterlibatan produsen obat-obatan untuk memproduksi obat berbahan tumbuhan yang relatif tidak memiliki efek samping, terutama bila dikonsumsi dalam waktu panjang.

"Kami kira nanti trennya demikian, herbal ini multicompound dan bisa saling melengkapi untuk pengobatan, baik penyakit regenaratif seperti kanker dan juga untuk menjaga kesehatan. Ini bisa untuk promotif meningkatkan kesehatan, preventif juga ada, serta kuratif tentunya," kata Hardhi.

Dia menjelaskan, di Eropa dan Amerika Serikat, kecenderungan penggunaan tanaman sebagai bahan racikan obat terus meningkat. Bahkan, ada obat untuk kanker produksi luar negeri yang menggunakan bahan temulawak asal Indonesia. Meski demikian, masih banyak kalangan dalam negeri yang tidak mengetahui hal itu.

Peningkatan penggunaan tanaman berpotensi sebagai bahan obat di Indonesia, katanya, memerlukan kerja sama dan pemahaman semua pihak atas potensi yang dimiliki di dalam negeri.

"Kami mengajak dunia farmasi untuk mulai gunakan herbal karena herbal yang terstandar ini potensinya besar," katanya.

Ibu Ani Yudhoyono didampingi anggota Solidaritas Istri anggota Kabinet Indonesia Bersatu atau SIKIB meninjau Taman Herbalia di Istana Cipanas tersebut.

Sumber : http://kesehatan.kompas.com/read/2010/04/05/10111640/SBY.Dorong.Obat.Herbal.Jadi.Alternatif.Pengobatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar